Salah satu hal yang berkembang dengan cepat di tengah-tengah kita adalah media komunikasi yang kita gunakan untuk berinteraksi dengan orang lain atau untuk mempermudah kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak lagi hanya sekadar punya komunikasi dua arah yang bersifat tatap muka langsung di tempat yang sama, kita juga harus menjalani hari-hari dengan komunikasi dua arah yang bersifat tak kasatmata.
Kesalahpahaman maksud komunikasi tidak lagi bisa kita koreksi seketika di depan pihak yang kita ajak berkomunikasi tersebut. Kita menjadi manusia baru yang bukan sekadar harus berinteraksi dalam wujud tiga dimensi, melainkan juga dua dimensi. Pertanyaannya: bagaimana cara kita bisa bertahan dan menikmati kehidupan yang menyenangkan dalam kondisi yang serbacepat ini?
Pertanyaan-pertanyaan tersebutlah yang menjadi dasar penulisan buku ini. Sebagai jembatan menyatukan cara pandang umum terkait perubahan teknologi komunikasi di sekitar kita dengan regulasi-regulasi serta pengalaman lapangan yang dialami penulis sebagai bagian dari Sandiman yang bernaung di bawah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Sebagai institusi pemerintah yang berada di bawah perintah langsung Presiden Republik Indonesia, BSSN punya tanggung jawab dan kewenangan untuk menjaga serta memantau ruang siber yang saat ini seolah berubah menjadi dunia kedua bagi sebagian besar masyarakat. Penduduk tidak lagi hanya punya identitas resmi yang tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk-nya, tetapi juga identitas dunia maya dengan nama-ama akun yang dimilikinya. Inilah dunia ketika manusia benar-benar bisa membelah diri menjadi amuba semu. Setiap orang tentu boleh dan bisa membaca buku ini, tertama sebagai petunjuk dasar untuk memahami dunia di sekitarnya dan apa yang harus kita lakukan agar nilai-nilai kemanusian kita tidak ikut memudar seiring bertambahnya usia.
Selamat membaca, selamat bertanya-tanya.
Spesifikasi:
Judul: Komunikasi Siber
Penulis: Ariandi Putra
Ukuran: 15 x 23 cm
Tebal: 260 halaman
0 comments